HomeDiary - Majalah Arsitektur dan Interior
The Loggia - Facade West

FARPOINT Luncurkan The Loggia, Apartemen Multi-fungsi di Indonesia

Teks: Bambang P. l Foto: Istimewa

Dirancang oleh desainer kelas dunia, Atelier Bow-Wow, debut ini menekankan konsep “the art of spacious living”

FARPOINT bermitra dengan Tokyo Tatemono -keduanya merupakan pengembang real estate terkemuka dari Indonesia dan Jepang- meluncurkan konsep transformable living terbaru di Jakarta Selatan, The Loggia, lewat desain multifungsi yang mengutamakan kenyamanan. Dilengkapi furnitur dan ruang penyimpanan yang transformable, apartemen 20 tingkat ini mengedepankan desain istimewa dengan efisiensi tempat dan area yang membuat setiap penghuninya lebih bebas bereksplorasi.

Mewujudkan hunian yang lebih lapang atau the art of spacious living,lewat konsep “Reversibility into Emptiness,” FARPOINT berkolaborasi dengan firma desain papan atas Jepang, Atelier Bow-Wow (ABW) untuk wujudkan desain ruang yang inovatif. Sebagai salah satu maestro desain mikro arsitektur dunia, ABW berfokus pada eksplorasi ruang, dengan penciptaan ruang yang lapang dan transformableyang menyajikan lebih dari satu fungsi.

Lewat The Loggia, kami menghadirkan konsep hunian vertikal baru demi menjawab tantangan, sekaligus memaksimalkan kenyamanan bagi masyarakat yang ingin tinggal di tengah kota. Dengan fitur-fitur efisien yang bisa berubah fungsi kapanpun sesuai kebutuhan, inovasi ini tentunya dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat, apalagi di saat mereka dapat tetap menyimpan benda-benda sentimental miliknya, namun tetap menciptakan ruang lapang di apartemennya,” ujar Mulyadi Janto, Head of Residential SBU FARPOINT.

Konsep transformable pada apartemen ini terinspirasi dari konsep “ikigai,” yang menerjemahkan rahasia hidup panjang dan bahagia masyarakat Jepang, lewat prinsip minimalis dan decluttering. Dengan jumlah unit yang terbatas, sekitar 498 untuk dua tower, di The Loggia penghuni dapat menemukan kelapangan di ruang terbatas kota Jakarta yang sangat padat, sehingga setiap penghuni dapat meningkatkan kualitas hidup mereka.

Dengan beragam pilihan unit, mulai dari 72 m² hingga 117 m², setiap unit dapat di-upgrade menjadi area private sanctuary, yang dilengkapi dengan day beds, tempat tidur susun, sliding panel rotan yang dapat dimodifikasiuntuk ciptakan ruang lapang, serta ruang penyimpanan tersembunyi di berbagai sudut. Salah satu kamar tidur berada di ketinggian 60 cm, dengan area bawah digunakan sebagai ruang penyimpanan bawah lantai, sehingga penghuni dapat tetap “menyembunyikan” seluruh barang pribadi tanpa perlu membuangnya.

“Reversibility into Emptiness tidak hanya terwujud dari rumah yang rapi, tetapi bagaimana setiap elemen yang ada bisa memberikan nilai untuk ruangan tersebut. Misalnya, bagaimana sinar matahari memancarkan pantulan di lantai ubin ke langit-langit, bias cahaya melalui dinding rotan, atau angin yang bertiup melalui jendela ke koridor. Gerakan dan transformasi furnitur ini merupakan momen nyata yang bisa dieksplorasi, salah satunya lewat meja makan yang dapat dilipat di dinding. Hasilnya, ruang makan pun bisa berubah menjadi ruang komunal untuk mengumpulkan lebih dari 10 orang. Suasana multi-sensory seperti ini yang penting untuk menyegarkan pikiran tiap penghuni,” ujar Yoshiharu Tsukamoto, Co-Principal Architect Atelier Bow-Wow dan Profesor Tokyo Institute of Technology, Dr Eng.

Untuk kenyamanan maksimal, The Loggiajuga memberikan sentuhan Indonesia ke dalam setiap desainnya, seperti ubin buatan tangan bergaya vintagedari Yogyakarta. Memberikan semilir angin alami di setiap unit, perancang menciptakan pintu masuk yang memberikan ventilasi silang ke dalam hunian, yang semakin menekankan The Loggiasebagai properti pertama dan satu-satunya di Indonesia yang menyediakan konsep desain unik, yang ditargetkan selesai pembangunannya di tahun 2022 ini.

homediary