HomeDiary - Majalah Arsitektur dan Interior
Teks l Foto: istimewa

LIVING BEAUTY: UPCYCLE PROJECT MENJADI WUJUD KEPEDULIAN PADA ALAM

Jakarta, 9 Desember 2020. Kesadaran akan keberlanjutan alam di dunia ini sudah menjadi kepedulian banyak pihak secara global. Kesadaran ini menjadi dorongan kuat untuk melakukan aksi nyata ketika YWCAN, yayasan sosial yang memiliki misi menjaga kebudayaan berbagai suku tradisional di Indonesia; berinteraksi dengan Suku Dayak di Sungai Utik, Kalimantan. Budaya dan juga kepercayaan mereka tentang bagaimana hidup selaras dengan alam menginspirasi Sandei untuk melakukan sesuatu yang nyata. “Bagaimana masyarakat tradisional Dayak di Sungai Utik hidup dengan menghargai alam membuat kami tersadar.Sudah waktunya bahan- bahan sisa yang menjadi sampah dan tidak bisa terurai secara organik perlu mendapatkan pengolahan untuk bisa memiliki fungsi kembali,”tutur Brunoto Arifin; Sandei dan YWCAN.

Pemikiran yang erat berhubungan dengan ‘keberlanjutan’ ini juga ternyata sejalan dengan PT Imaji Nata Kirana (INK), sister company dari Sandei yang membawa merek Coulisse dari Belanda. Kampanye dengan dasar pemikiran yang ramah lingkungan sudah lama menjadi kepedulian Coulisse dan terlihat pada produk-produk kain blinds yang ‘eco’ dari botol PET. Coulisse bahkan telah lebih dahulu memiliki program CSR dan berkolaborasi dengan Trashpacker yang berkeliling dunia dan membersihkan sampah di tempat yang mereka kunjungi. “Kesadaran kami untuk mulai melakukan langkah nyata menjaga keindahan bumi dan alam teryata juga sejalan dengan kegiatan yang sudah dilakukan Coulisse di Belanda, bahkan beberapa produk mereka sudah ada yang ramah lingkungan,” jelas Jenfilia Suwandrei Arifin, Direktur PT Sandimas Intimitra dan INK.

Untuk langkah nyata demi melestarikan bumi, Sandei dan Coulisse|INK saling mendukung dalam misi ‘keberlanjutan’ ini dengan mulai mengurangi sampah dalam proses produksi. Mulai 2020 ini Sandei mengurangi sisa kain dan mencetuskan ‘Upcycle Program’ bekerja sama dengan beberapa desainer dari berbagai bidang. Dengan mengambil nama “Living Beauty” program upcycle ini kemudian berjalan menjadi satu rangkaian kegiatan tersendiri. Sebuah nama yang juga digunakan oleh Coulisse sebagai konsep kampanyenya yang berarti ‘The Beauty of the World’. Kegiatan yang dilakukan tidak hanya melakukan pengurangan sampah produksi, tetapi membuat sampah produksi memiliki wujud dan fungsi baru. Satu inisiatif untuk menjaga keindahan bumi.

Sandei, Coulisse|INK, dan YWCAN kemudian berkolaborasi dalam kegiatan ‘Living Beauty’ mulai akhir 2020 hingga awal 2021 yang tidak hanya membangun wacana dan kepedulian akan alam, tetapi juga melibat desainer dan pemikiran kreatif mereka untuk memberikan fungsi baru pada material sisa tersebut. Program ini mengawali inisiasinya dengan mengirimkan Upcycle Home Kits kepada 24 desainer yang berisi kain sisa dari Sandei dan Coulisse.

Sebuah awal yang kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan webinar pada tanggal 9 Desember 2020 dengan tema “Fostering the Potential to Create a Planet that Provides a Home for All Life” dan mengundang nara sumber Laura Nijhuis dan Eva Jongejan dari Coulisse, Belanda yang telah lebih dahulu memiliki produk yang ramah lingkungan. Dari Trashpacker akan hadir Tijmen Sissing, seorang traveler yang sudah berkeliling dunia membersihkan sampah. Herkulanus Sutomo dan Kynan dari Sungai Utik mewakili masyarakat adat Dayak Sungai Utik yang begitu menghormati bumi dan alam semesta. Kemudian, Chitra Subiyakto dari Sejauh Mata Memandang juga mengisi webinar kali ini dan berbagi cerita tentang produk fashion-nya yang ramah lingkungan.

Setelah Webinar ini, ‘Living Beauty akan berlanjut dengan kegiatan yang melibatkan beberapa desainer, yaitu Purana (Fashion), Ong Cen Kuang (Decorative Lighting), Domisillium x Lana Daya (Interior), Atelier Riri (Arsitektur), dan Sandy Karman (Design Grafis). Hasilnya nanti akan diperlihatkan pada webinar kedua pada bulan Maret 2021 dan sekaligus peluncuran merek Föld untuk produk-produk upcyle yang diinisiasi oleh Sandei dan INK.

“Perjalanan masih panjang, tetapi kami harap program-program ini merupakan suatu permulaan berarti untuk mendukung pergerakan yang dapat menciptakan planet yang bisa menjadi rumah bagi semua makhluk diatas bumi.” tambah Jenfilia Suwandrei Arifin, Direktur PT Sandimas Intimitra dan INK.

homediary