HomeDiary - Majalah Arsitektur dan Interior
Mont Saint Michel full

Melestarikan Keajaiban Mont Saint Michel

Penulis: Ayu Made Bintang Kardha

Cerita kemahsyuran, keunikan lokasi, kekuatan spiritual suatu tempat mampu mendorong segala upaya manusia untuk tetap mempertahankannya. Berada di sebuah pulau pasang-surut di pesisir Normandi, Perancis, berdirilah sebuah kotaMedieval, benteng dan biara monumental Mont St. Michel yang telah menjadi bagian World Heritage Site UNESCO sejak 1979.

Dengan bus turis kami sekeluarga berkendara selama tiga jam dari kota Paris menuju Mont Saint Michel. Jantung saya berdegup kencang saat melihat dari kejauhan muncul menara biara mirip istana di tengah padang rumput. Menakjubkan! Tak heran bila visualiasi arsitekturnya menginspirasi kota Minas Tirith  dalam film Lord of The Rings dan istana Rapunzel di film Tangled Disney.

SEJARAH & ARSITEKTUR

Berawal dengan nama pulau Mont Tombe, gereja kecil 80 meter diatas laut didirikan tahun 708 oleh uskup Aubert of Avranches sebagai penghormatan kepada Archangel. Membangun Sanctuarypada medan yang menantang, diteluk diatas pulau kecil berbatu granit dengan air pasang tinggi pastinya mempunyai keyakinan yang besar. Dahulu para peziarah harus menunggu laut surut untuk menyebrang menghindari sapuan ombak pasang dan pasir hisap yang mematikan.

Komunitas biarawan Benedictine pada tahun 966 menjadi perintis kehidupan biara disana. Biara ini sempat dijuluki “City Of The Books” karena banyak manuskrip yang dihasilkan dari persinggungan budaya, sosial, politik yang dibawa para peziarah barat dan beberapa raja Perancis serta InggrisSelama lebih dari 1300 tahun perkembangan arsitektur Mont Saint Michel telah membuktikan gabungan kepiawaian lintas generasi dalam pembangunannya.

Dengan berani pada abad ke-11 William Volpiano arsitek dari Italia menempatkan Transept Crossing(bentuk salib) Roman Gotik pada bagian puncak. Raja Perancis Philip Augustus di abad ke-13 mendanai “La Marvielle” dua bangunan tiga lantai sebagai karya agung bergaya Norman Gotik dengan ruang Cloisterdan The Refectorydiatasnya.

Perang 100 tahun ( 1337- 1453) antara Perancis dan Inggris, mendorong kompleks biara menjadi benteng militer yang kokoh sehingga tidak dapat dikuasai Inggris. Seiring waktu pulau ini sempat terabaikan, para biarawan pergi meninggalkan bangunan yang hampir rubuh. Biara ditutup oleh kerajaan saat revolusi Perancis (1789 – 1799) dan dipakai sebagai penjara. Dalam perayaan peringatan 1000 tahun Monastik, sebelum abad ke-19 berakhir, Mont Saint Michel  akhirnya diperbaiki.

ABAD 21  DAN TANTANGANNYA

Komunitas Biarawan Benedictine tahun 1969 kembali datang, namun tahun 2001 komunitas tersebut digantikan oleh para biarawan dan biarawati dari “Les Frantenities Monastique de Jerusalem”

Selain mendatangkan sekitar 3 juta pengunjung/tahunnya, Mont Saint Michel juga menyumbangkan kekayaan sosial budaya kemanusiaan yang harus dilestarikan untuk generasi mendatang.

Melestarikan identitas unik maritimnya menjadi tantangan terberat. Kerusakan sudah terjadi secara alami melalui bawaan sedimen  dari gelombang pasang  dan tindakan manusia seperti: reklamasi lahan, pembuatan jalan setapak dan pembangunan waduk.

Para ahli memprediksi  pada tahun 2040 ancaman sedimen Siltakan terus  menimbun dan menjadi daratan yang menyatu dengan Mont Saint Michel. Dengan investasi sebesar 200 milyar Euro, maka pemerintah Perancis bekerjasama dengan pemerintah regional Normandi dan Britania serta Uni Eropa merestorasi kawasan tersebut. Pekerjaan dimulai tahun 2005 dan selesai tahun 2015 dengan melakukan:

  • Membangun jembatan sepanjang 760 meter untuk para pejalan kaki dan shuttle bussebagai pengganti 135 tahun jalan setapak penghubung daratan utama ke pulau. Jembatan yang di desain arsitek Dietmar Feichtinger ini mengijinkan air mengalir bebas disekitar monumen.
  • Tempat parkir seluas 15 hektar yang sebelumnya berada dibawah dinding pertahanan dan telah merubah lansekap naturalThe Mont, dipindahkan di daratan utama.
  • Waduk baru dan pompa hidrolik dibangun menggunakan kombinasi kekuatan alami arus pasang laut dan air sungai Couesnon untuk memindahkan sedimen dari teluk.

Diharapakan semua rekayasa engineering ini dapat bertahap mengembalikan bentuk maritim Mont Saint Michel beberapa tahun kedepan. Sebagai saksi bisu sejarah kemanusiaan ribuan tahun, tempat ini sudah mengalami banyak tantangan: rubuh, terbakar, berubah fungsi. Ia tetap eksis berdiri, karena banyak doa terucap disana, layaknya tujuan awal bangunan itu dibangun untuk “Memuja Tuhan”. Dan seperti tersihir, masyarakat abad kinipun masih terus berdatangan, berdecak kagum dan tetap berupaya melestarikan keajaiban Mont Saint Michael. Ya, Ajaib!

homediary