HomeDiary - Majalah Arsitektur dan Interior
TekslFoto: Bambang P.

MOIRE : BESPOKE CRAFT AT ITS FINEST

Jakarta, 29 November 2018. Menikmati sesuatu secara visual adalah satu langkah awal yang akan menarik perhatian dan membuat orang tergerak untuk mengamatinya lebih dekat. Namun, ada banyak hal yang kemudian harus hadir untuk tetap membuat orang tertarik lebih jauh dan kemudian berinteraksi dalam fungsi dan kenyamanan. Salah satu elemen interior yang tidak selalu hadir mencolok dan mencuri perhatian adalah karpet.
Kehadirannya dalam desain interior memang bukan sebagai elemen utama, tetapi karpet adalah bagian penting dari keseluruhan rancangan untuk menentukan keberhasilan mencapai suasana yang diharapkan. Upaya para desainer untuk menemukan desain dan karakter karpet yang tepat menunjukkan bagaimana pentingnya elemen ini. Keterbatasan desain pada merek dagang lokal mendorong desainer untuk mencari dari merek dagang luar yang tentu saja memiliki harga yang sangat tinggi.

MOIRE menjawab kebutuhan ini dengan menggandeng 10 desainer di Indonesia untuk berkolaborasi dalam merancang karpet yang merepresentasikan beragam karakter, gaya desain, dan cita rasa. Keberagaman sudut pandang menghasilkan koleksi yang sangat dinamis dari berbedanya profesi para desainer yang terlibat, yaitu desainer interior, desainer grafis, arsitek, dan desainer adi busana. Nama-nama besar dengan reputasi berkelas internasional sekaligus menunjukkan potensi besar dari desainer Indonesia untuk berkarya dan menghasilkan produk berkualitas tinggi, premium, elegan, dan eksklusif.

Didi Budiardjo, Hidayat Endramukti, Thomas Elliott, Sammy Hendramianto Syamsulhadi, Alvin Tjitrowirjo, Francine Denise Tjoitang, Eko Priharseno, Ronald Humardani, Sandy Karman, serta Santi Alaysius dan Hamprey Tedja untuk DMDIO adalah nama-nama besar yang berkolaborasi dengan MOIRE mewujudkan cerita dan imajinasinya melalui desain karpet premium yang diproduksi dengan teknik hand-tufted. “Setiap desainer memiliki kebebasan penuh dalam desain dan menyesuaikan dengan karakter mereka masing-masing. Kolaborasi ini ingin menunjukkan bahwa MOIRE bisa memproduksi beragam karakter desain dan bahkan mewujudkan imajinasi desain yang baru.” Jelas Tama Dewanto, Creative Director MOIRE.

Kesepuluh desain karpet ini membawa ceritanya masing-masing yang tidak hanya terlihat indah secara visual, tetapi juga sangat nyaman ketika bersentuhan dengan kaki. Berawal dari Didi Budiardjo yang membawa imajinasi ke taman di Paris dengan tekstur dan elemen air yang direpresentasikan melalui iron crystal Swarowski yang menghiasi desain karpet seperti sebuah karya seni yang mengagumkan dan tetap bisa memenuhi fungsinya. Hidayat Endramukti mempertemukan desain modern serta corak lokal melalui de stijl dan Sammy Hendramianto Syamsulhadi mengeksplorasi kecintaannya pada corak tradisional songket Halaman, Sumatera Barat.
Sementara Francine Denise Tjoitang dan Thomas Elliott merancang karpet dari inspirasi tentang alam. Francine mengeksplorasi keindahan terasiring sawah, sedangkan Thomas Elliott terinspirasi kenangan masa kecil di Amerika tentang hutan di ujung musim gugur menuju musim dingin. Di sisi lain, Ronald Humardani mengambil analogi kehidupan dan Eko Priharseno yang sangat tertarik dengan denim dan indigo. Sandy Karman sebagai satu-satunya desainer grafis merancang komposisi simetris layaknya kaleidoskop dengan banyak unsur garis, order dan pengulangan-pengulangan yang kompleks. Santi Alaysius dan Hamprey Tedja untuk DMDIO mewujudkan “playfulness” dalam modul-modul karpet yang bisa dirubah penataannya. Begitu juga dengan Alvin Tjitrowirjo yang menghadirkan fungsi social pada karpet dengan inspirasi kebersamaan dalam suasana piknik.

Sepuluh desainer ini punya ceritanya sendiri yang mewujud dalam visualisasi desain karpet. Sepuluh karakter, sepuluh imajinasi dalam rangkaian “Floor Fairy Tales” sebagai seri pertama dari koleksi MOIRE yang dipamerkan pada tanggal 29-30 November 2018 di Ambiente Showroom, Senopati. Sepuluh desain yang ekspresif, personal, dan juga punya karakternya sendiri. Semua itu membawa satu alasan untuk lebih mengapresiasi desain lebih dari sekedar fungsional, tetapi sebuah karya seni bercita rasa tinggi.

homediary