HomeDiary - Majalah Arsitektur dan Interior
Teks: Ima Purbasari l Foto: Bambang P.

Pantai Labuana, Eksotika di Donggala Utara

Teks: Ima Purbasari l Foto: Bambang P.

September 2018 pernah menjadi saksi kelam Donggala, Sulawesi Tengah.  Dahsyatnya gempa berkekuatan 7,7 SR yang berefek tsunami demikian mengguncang Indonesia dan juga dunia. Nusantara berduka. Air mata ini rasanya tak kuasa terbendung melihat pesisir Donggala dan sekelilingnya porak poranda. Meninggalkan trauma yang dalam, itu sudah pasti, but the life must go on somehow.

Kini Donggala kembali berbenah diri, penduduk bangkit bersemangat menghidupkan kembali kampungnya. Kekayaan alam, mulai dari hasil laut dan perkebunan, termasuk hasil rempah, menjadi ujung tombak kekuatan ekonomi di wilayah ini, bak bongkahan emas yang kukuh menahan penduduk untuk tetap menetap di sana.

Donggala menyimpan banyak magnet pesona pantai, antara lain Pantai Labuana, tepatnya berlokasi di Desa Labuana-Donggala, Lende, Sirenja, Kabupaten Donggala Utara, Sulawesi Tengah. Untuk menjangkaunya pun Anda tak akan temukan kesulitan yang berarti. Kemudahan akses didukung oleh kondisi jalan yang prima, baik dengan berkendara motor maupun mobil yang dapat ditempuh sekitar tiga hingga empat jam saja dari Palu, Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah.

Sebelum tragedi gempa dan tsunami lalu, Pantai Labuana sejatinya memberi kontribusi sektor pariwisata yang sangat menjanjikan karena merupakan destinasi wisata yang banyak dijambangi para pelancong lokal dan mancanegara. Kini semuanya dalam proses pemulihan dan diupayakan tergarap kembali secara serius. Pesona alam yang memesona bagai sang perawan eksotis, biru jernih air laut, serta hamparan pantai berbulir pasir putih, jangan sampai tersia-siakan. Surga taman laut yang ditingkahi ragam spesies ikan pun dipastikan tetap merebak indah, memukau para pencinta snorkelingdan diving. Bagi yang gemar berenang di pantai lepas, air laut nan jernih di sini akan memuaskan waktu Anda bermain mengeksplorasi alam dan menjadi momen tak terlupakan.

Jika Anda ingin menjelajah suasana pantai ala backpacker, resor sederhana seharga Rp100.000 semalam tersedia sebagai pilihan tempat rehat, ditemani secangkir kopi seharga Rp5.000 dan menu makanan sederhana senilai Rp15.000. Berbagai jenis makanan khas siap disantap dengan kocek yang murah. Dan bagi Anda pehobi camping, tak perlu khawatir karena di sekitar pantai terdapat area yang nyaman untuk berkemah bersama keluarga atau pun kawan. Selingi indahnya malam dengan bakar-bakar ikan fresh yang mudah didapat dari perkampungan nelayan sekitar dengan harga yang sangat terjangkau.

Vista menarik di sekeliling Pantai Labuana adalah perubahan pemandangan yang sekejap dapat Anda rengkuh dalam radius yang tidak terlalu jauh. Hanya berjarak sekitar 100-300 meter dari bibir pantai, tertangkap mata langsung daratan berbukit yang ditumbuhi oleh perkebunan kelapa dan cengkeh. Sederet pohon nyiur tampak seperti elemen aksesoris alami yang melambai menyapa wisatawan.

Selain bermata pencaharian sebagai nelayan, penduduk Donggala dominan bertumpu pula pada hasil perkebunan kopra, cengkih, pala, dan cokelat. Pohon buah pun begitu menggiurkan pada masa panen dan jual pada Februari dan Maret, seperti durian, duku, langsat, manggis, serta pisang. Terbayang, akan menjadi saat impresif ketika liburan Anda disambut oleh semarak masa panen aneka buah segar yang dapat dibeli dengan harga murah. Menyantap buah-buah segar di tengah buaian desir angin laut dan suara deru ombak, kala kaki menapak di atas halusnya pasir pantai, menjelma menjadi sensasi tersendiri di Pantai Labuana!

Donggala memiliki perputaran ekonomi yang sangat hidup di beragam sektor. Para nelayan biasanya memiliki pula lahan perkebunan. Selain kaya akan tangkapan ikan segar, hasil rempah, dan buah-buahan, penduduk juga banyak membangun rumah-rumah khusus untuk membiakkan burung walet. Saat panen, hasil fantastis bisa diraup sampai ratusan juta rupiah. Kekuatan lokal yang kian membuat penduduk di sini tak mau berpindah ke lain hati. Trauma tak cukup membuat mereka gentar .. Kami cinta kampung kami ..

(Ima Purbasari)

homediary